Amerika Serikat mempunyai dua aliran
yang sangat bertentangan, dan dapat mempengaruhi politik dalam negri dan
kebijakan Islam Politik. Perginya Syah dari Teheran membuat Amerika mendorong
Iran untuk mengkudeta Khomeini. Menurut Carter ini bertujuan untuk mencegah
Khomeini mengambil kekuasaan.
Tapi Amerika tetap tidak mampu tidak
mampu menyusun kebijakan yang konsisten terhadap Iran. Karena saran dalam
pemerintahan Carter yang berlawanan. Beberapa pendapat menjelaskan adanya salah
informasi mengenai kaum religius dan pendukung Pahlevi antusias untuk
mengecilkan revolusi dan menggambarkan kaum revolusioner tak beradab, barbar
dan fanatik.selain itu dalam pemerintahan Carter, lebeih memilih berurusan
dengan kaum yang berpendidikan dan menjauh dari para Islamis.
Saat Iran dilanda krisis adanya
pandangan dunia terhadap Khomeini yang berada di sudut pandang Islam teokrtis
dan Carter di sudut pandang sekular Barat. Kedua sudut pandang di atas sangat
religius, tetapi tidak ada kesamaan dalam ajaran mereka. Ini menyebabkan
keduanya gagal memahami satu sama lain, karena keduanya mempunyai kepribadian
yang berbeda. Bahkan saat Khomeini ingin mendirikan Negara Islam pemerintahan
Amerika sangat merasa ganjil, ini sangat berlawanan dengan tradisi Barat. AS
sangat tidak menyangka apabila muncul sebuah Republik Islam yang dipimpim para
ulama. Ini disebabkan kurang pahamnya pemerintahan Carter menghadapi kaum
revolusioner dan pemerintahan Carter sangat terganggu oleh kebudayaan
intrinsik.
Krisis tawanan yang berlangsung selama
14 bulan ini telah membuat keretakan AS dan Iran. Bangsa Amerika marah dan
berniat untuk menekan keras Khomeini agar membebaskan para sandera. Ditambah
lagi adanya perasaan diremehkan oleh kaum religius. Carter juga berniat untuk
mengakhiri hubungan dengan Iran di bawah pimpinan Khomeini.
Pemerintahn Carter sangat mewaspadai
serangan balik Islam. Maka dari itu Carter memberitahu untuk berhenti berbicara
tentang perbedaan kebudayaan dan irasionalitas dan lebih memilih berbicara
tentang konsekuensi strategi hankam. Sebenarnya AS bukan hanya berniat untuk
menduduki Iran, tetapi juga ingin melihat keroposnya revolusi Muslim lainnya,
dengan tujuan tanpa ada kesempatan bagi Iran untuk mendapatkan bantuan senjata
dari Rusia. Kaum Islamis saat itu tidak dipandang sebagai ancaman bagi hankam
AS, dan persaingan AS-Soviet bermain di kancah Dunia Ketiga, termasuk Isalam
revolusioner.
Menlu Vance khawatir akan ada anti
Amerika di negara Muslim dan memerintahkan evakuasi personel yang tak
dibutuhkan ke kawasan Teluk Persia. Karena Vance cemas akan keamanan WN AS di
negara Muslim. Kewaspadaan kebangkitan Islam fundamentalisme yang berpuncak
dalam bentuk kejatuhan Syah dan ledakan Iran di bawah Khomeini yang menciptakan
bahaya berkepanjangan.
Pengambilan keputusan di Amerika
berpendapat bahwa konfrontasi dengan Islamis ini sangat kecil dibandingkan
komunis. Carter menilai serangan Soviet terhadap Afghanistan bisa menimbulkan
ancaman paling serius sejak perang dunia II. Dari sisi lain, Carter menganggap
adanya peran penting untuk memobilisasi kekuatan Islamis dan mengambil hati
ulama fundamentalis untuk menciptkan gerakan anti Komunis. Pemerintahan Carter berharap bisa
bekerjasama dengan kebangkitan Islam untuk melawan Bangsa Komunis. Menurut
pejabat AS kebangkitan Islam hanya ancaman sementara, sedangkan ancaman yang
berkelanjutan adalah penangkalan Komunisme. Namun, revolusi Islam dan kasus
penyanderaan menimbulkan dampak negatif terhadap bangsa Amerika tentang Islam.
PENGALAMAN REAGEN
DENGAN KEBANGKITAN ISLAM
Di zaman pemerintahan Reagen hubungan
dengan Islam politik makin memanas, dengan adanya pendapat dari beberapa
pejabat pemerintahan AS. Setelah terpilih jadi Presiden AS tahun 1980 Reagen
menyatakan bahwa umat Muslim memiliki keyakinan bahwa jika mereka tidak
berhasil membunuh orang Kristen atau Yahudi maka mereka tidak akan masuk surga.
Sangat pengumumannya untuk mengebom Libya, Reagen menyebut Presiden Libya
adalah manusia buas dan Reagen juga menyatakan terorisme Libya adalah gerakan
dari fundamentalis Muslim dunia. Seperti Carter, Reagen tidak menganggap Islam
sebagai musuh besar dan lebih menganggap musuh sejatinya adalah Komunisme dan
lebih mendukung Islam untuk menghadapi kaum Komunis. Tetapi dukungan AS terhadap
Afghanistan menjadi berbalik menghantui Amerika dan para sekutu. Karena setelah
berhasil mengalahkan Soviet, veteran Afghanistan mengerahkan senjata ke AS dan
Timur Tengah. Sebagian sekutu menyalahkan Amerika Serikat sebagai dalang bagi
sebuah kerjasama jaringan teroris Islam. Reagen mensejajarkan AS dengan negara
Islam Afghanistan, Arab Saudi dan Pakistan untuk memerangi kerajaan setan.
Dengan ditandai pensuplaian senjata AS ke Iran untuk pembebasan para sandera
dan berniat bekerjasama dengan moderet Islam untuk meredam agresif US. Dengan
tujuan AS mempersenjatai Iran untuk memperbaiki hubungan AS – Iran.
Kebijakan luar negri Amerika di tahun
1980an terpecah menjadi 2 perlawanan: pertama Dewan Keamanan Nasional ingin
memperalat Islam politk sebagai tujuan untuk melawan US, sedangkan Departemen
luar negri mengajukan kebijakan yang tampaknya memperlakukan kaum militan Islam
dan Iran sebagai sasaran negatif AS yang luar biasa. Ternyata hubungan AS –
Iran semakin memburuk setelah diangkatnya kebijakan Iran-gate ke muka publik. Bahkan Reagen menggantikan Teheran
sebagai musuh baru, karena US tidak berperan sebagai musuh yang meyakinkan.
Menurut pejabat AS sebaiknya AS tidak
perlu mengeluarkan kebijakan terhadap kaum Islam. Tapi gerakan Islam di akhir
1980an menyebar dunia Arab dan Afrika Utara.
Ini merupakan perkembangan baru dan
jatuhnya US menjadikan kebangkitan Islam mendapat perhatian dari AS. Di awal
januari 1992 gerakan militer Aljazair menggagalkan berdirinya FIS dan
mengakibatkan perang saudara yang berlarut. Inni merupakan ujian pertama di
pemerintahan Bush membuat sebuah kebijakan kaum Islamis di Aljazair. Apalagi
pemerintahan AS tidak menyukai hasil pemilu Aljazair. Penggagalan ini
disebabkan takutnya pemerintahan Bush terhadap revolusi Islam di Aljazair sama
seperti Islam di Iran, karena ada potensi dampak negatif yang akan ditimbulkan
Islam Aljazair.
Saat pemerintahan Bush mengadakan pidato
untuk FIS di Meridian House International di mana dalam pidato ini merespon
runtuhnya US, Perang Teluk 1991, perdamaian Arab – Israel, serta keberhasilan
pemilu bagi gerakan politik Islam.
Ternyata dari pidato pemerintahan Bush
di atas tidak memberikan banyak jawaban bagi banyak pertanyaan, dan tidak sama
sekali menjelaskan kebijakan Islam terhadap Islamis. Menurut Djerejian ada
perbedaan kategori dan bermakna ganda dalam pidato tersebut. pertama apakah
Bush punya komitmen terhadap pemilu yang bebas. Kedua, apakah Amerika mau
menerima pemerintahan Islamis di Mesir dan Aljazair. Walaupun ada perbedaan
yang baik dan jahat tapi tetap saja ada satu hal yang Ekstremisme yang religius
merupakan musuh Amerika. Dari pidato Meridian itu, sebagian pemimpin Islam
senang akan posisi Bush yang peka dan moderet terhadap Islam.
Pentingnya pidato Meridian terletak pada
dimensi simbiolis dan psikologisnya, bukan terletak pada sisi praktis atau
konkretnya. Pernyataan dari pidato Meridian ini menciptakan parameter luas
tempat pemerintahan berikutnya bisa memberikan pendirian mereka terhadap Islam.
SEKIAN
Keren ditnggu postingannya
BalasHapuslagi belajar nulis aja nih bos.... semoga bermanfaat.hehehe
BalasHapusOrang sukadana rancak bana.
BalasHapusterima kasih atas kunjungannya...
BalasHapus