Minggu, 26 Oktober 2014



       Amerika Serikat mempunyai dua aliran yang sangat bertentangan, dan dapat mempengaruhi politik dalam negri dan kebijakan Islam Politik. Perginya Syah dari Teheran membuat Amerika mendorong Iran untuk mengkudeta Khomeini. Menurut Carter ini bertujuan untuk mencegah Khomeini mengambil kekuasaan.
       Tapi Amerika tetap tidak mampu tidak mampu menyusun kebijakan yang konsisten terhadap Iran. Karena saran dalam pemerintahan Carter yang berlawanan. Beberapa pendapat menjelaskan adanya salah informasi mengenai kaum religius dan pendukung Pahlevi antusias untuk mengecilkan revolusi dan menggambarkan kaum revolusioner tak beradab, barbar dan fanatik.selain itu dalam pemerintahan Carter, lebeih memilih berurusan dengan kaum yang berpendidikan dan menjauh dari para Islamis.
       Saat Iran dilanda krisis adanya pandangan dunia terhadap Khomeini yang berada di sudut pandang Islam teokrtis dan Carter di sudut pandang sekular Barat. Kedua sudut pandang di atas sangat religius, tetapi tidak ada kesamaan dalam ajaran mereka. Ini menyebabkan keduanya gagal memahami satu sama lain, karena keduanya mempunyai kepribadian yang berbeda. Bahkan saat Khomeini ingin mendirikan Negara Islam pemerintahan Amerika sangat merasa ganjil, ini sangat berlawanan dengan tradisi Barat. AS sangat tidak menyangka apabila muncul sebuah Republik Islam yang dipimpim para ulama. Ini disebabkan kurang pahamnya pemerintahan Carter menghadapi kaum revolusioner dan pemerintahan Carter sangat terganggu oleh kebudayaan intrinsik.
       Krisis tawanan yang berlangsung selama 14 bulan ini telah membuat keretakan AS dan Iran. Bangsa Amerika marah dan berniat untuk menekan keras Khomeini agar membebaskan para sandera. Ditambah lagi adanya perasaan diremehkan oleh kaum religius. Carter juga berniat untuk mengakhiri hubungan dengan Iran di bawah pimpinan Khomeini.
       Pemerintahn Carter sangat mewaspadai serangan balik Islam. Maka dari itu Carter memberitahu untuk berhenti berbicara tentang perbedaan kebudayaan dan irasionalitas dan lebih memilih berbicara tentang konsekuensi strategi hankam. Sebenarnya AS bukan hanya berniat untuk menduduki Iran, tetapi juga ingin melihat keroposnya revolusi Muslim lainnya, dengan tujuan tanpa ada kesempatan bagi Iran untuk mendapatkan bantuan senjata dari Rusia. Kaum Islamis saat itu tidak dipandang sebagai ancaman bagi hankam AS, dan persaingan AS-Soviet bermain di kancah Dunia Ketiga, termasuk Isalam revolusioner.
       Menlu Vance khawatir akan ada anti Amerika di negara Muslim dan memerintahkan evakuasi personel yang tak dibutuhkan ke kawasan Teluk Persia. Karena Vance cemas akan keamanan WN AS di negara Muslim. Kewaspadaan kebangkitan Islam fundamentalisme yang berpuncak dalam bentuk kejatuhan Syah dan ledakan Iran di bawah Khomeini yang menciptakan bahaya berkepanjangan.
       Pengambilan keputusan di Amerika berpendapat bahwa konfrontasi dengan Islamis ini sangat kecil dibandingkan komunis. Carter menilai serangan Soviet terhadap Afghanistan bisa menimbulkan ancaman paling serius sejak perang dunia II. Dari sisi lain, Carter menganggap adanya peran penting untuk memobilisasi kekuatan Islamis dan mengambil hati ulama fundamentalis untuk menciptkan gerakan anti  Komunis. Pemerintahan Carter berharap bisa bekerjasama dengan kebangkitan Islam untuk melawan Bangsa Komunis. Menurut pejabat AS kebangkitan Islam hanya ancaman sementara, sedangkan ancaman yang berkelanjutan adalah penangkalan Komunisme. Namun, revolusi Islam dan kasus penyanderaan menimbulkan dampak negatif terhadap bangsa Amerika tentang Islam.
PENGALAMAN REAGEN DENGAN KEBANGKITAN ISLAM
       Di zaman pemerintahan Reagen hubungan dengan Islam politik makin memanas, dengan adanya pendapat dari beberapa pejabat pemerintahan AS. Setelah terpilih jadi Presiden AS tahun 1980 Reagen menyatakan bahwa umat Muslim memiliki keyakinan bahwa jika mereka tidak berhasil membunuh orang Kristen atau Yahudi maka mereka tidak akan masuk surga. Sangat pengumumannya untuk mengebom Libya, Reagen menyebut Presiden Libya adalah manusia buas dan Reagen juga menyatakan terorisme Libya adalah gerakan dari fundamentalis Muslim dunia. Seperti Carter, Reagen tidak menganggap Islam sebagai musuh besar dan lebih menganggap musuh sejatinya adalah Komunisme dan lebih mendukung Islam untuk menghadapi kaum Komunis. Tetapi dukungan AS terhadap Afghanistan menjadi berbalik menghantui Amerika dan para sekutu. Karena setelah berhasil mengalahkan Soviet, veteran Afghanistan mengerahkan senjata ke AS dan Timur Tengah. Sebagian sekutu menyalahkan Amerika Serikat sebagai dalang bagi sebuah kerjasama jaringan teroris Islam. Reagen mensejajarkan AS dengan negara Islam Afghanistan, Arab Saudi dan Pakistan untuk memerangi kerajaan setan. Dengan ditandai pensuplaian senjata AS ke Iran untuk pembebasan para sandera dan berniat bekerjasama dengan moderet Islam untuk meredam agresif US. Dengan tujuan AS mempersenjatai Iran untuk memperbaiki hubungan AS – Iran.
       Kebijakan luar negri Amerika di tahun 1980an terpecah menjadi 2 perlawanan: pertama Dewan Keamanan Nasional ingin memperalat Islam politk sebagai tujuan untuk melawan US, sedangkan Departemen luar negri mengajukan kebijakan yang tampaknya memperlakukan kaum militan Islam dan Iran sebagai sasaran negatif AS yang luar biasa. Ternyata hubungan AS – Iran semakin memburuk setelah diangkatnya kebijakan Iran-gate ke muka publik. Bahkan Reagen menggantikan Teheran sebagai musuh baru, karena US tidak berperan sebagai musuh yang meyakinkan.
       Menurut pejabat AS sebaiknya AS tidak perlu mengeluarkan kebijakan terhadap kaum Islam. Tapi gerakan Islam di akhir 1980an menyebar dunia Arab dan Afrika Utara.
       Ini merupakan perkembangan baru dan jatuhnya US menjadikan kebangkitan Islam mendapat perhatian dari AS. Di awal januari 1992 gerakan militer Aljazair menggagalkan berdirinya FIS dan mengakibatkan perang saudara yang berlarut. Inni merupakan ujian pertama di pemerintahan Bush membuat sebuah kebijakan kaum Islamis di Aljazair. Apalagi pemerintahan AS tidak menyukai hasil pemilu Aljazair. Penggagalan ini disebabkan takutnya pemerintahan Bush terhadap revolusi Islam di Aljazair sama seperti Islam di Iran, karena ada potensi dampak negatif yang akan ditimbulkan Islam Aljazair.
       Saat pemerintahan Bush mengadakan pidato untuk FIS di Meridian House International di mana dalam pidato ini merespon runtuhnya US, Perang Teluk 1991, perdamaian Arab – Israel, serta keberhasilan pemilu bagi gerakan politik Islam.
       Ternyata dari pidato pemerintahan Bush di atas tidak memberikan banyak jawaban bagi banyak pertanyaan, dan tidak sama sekali menjelaskan kebijakan Islam terhadap Islamis. Menurut Djerejian ada perbedaan kategori dan bermakna ganda dalam pidato tersebut. pertama apakah Bush punya komitmen terhadap pemilu yang bebas. Kedua, apakah Amerika mau menerima pemerintahan Islamis di Mesir dan Aljazair. Walaupun ada perbedaan yang baik dan jahat tapi tetap saja ada satu hal yang Ekstremisme yang religius merupakan musuh Amerika. Dari pidato Meridian itu, sebagian pemimpin Islam senang akan posisi Bush yang peka dan moderet terhadap Islam.
       Pentingnya pidato Meridian terletak pada dimensi simbiolis dan psikologisnya, bukan terletak pada sisi praktis atau konkretnya. Pernyataan dari pidato Meridian ini menciptakan parameter luas tempat pemerintahan berikutnya bisa memberikan pendirian mereka terhadap Islam.
SEKIAN